Pendahuluan Hello Readers! Kali ini kita akan membahas tentang tahapan akhir dalam usaha pengolahan makanan. Setelah melalui tahap awal seperti pengepakan bahan baku, pengolahan, dan pengemasan, tahap akhir ini sangat penting untuk memastikan produk makanan yang dihasilkan siap dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. Yuk, simak penjelasannya! Pemeriksaan Produk Tahapan akhir dalam usaha pengolahan makanan adalah memeriksa produk yang telah dihasilkan. Produk makanan yang telah diolah harus melalui pemeriksaan yang ketat sebelum dijual ke konsumen. Pemeriksaan meliputi pengecekan aroma, rasa, tekstur, warna, dan bentuk produk. Jika ada yang tidak sesuai dengan standar kualitas, maka produk tersebut harus segera dibuang atau direvisi. Pengemasan Setelah melalui tahap pemeriksaan, produk makanan harus dikemas dengan baik dan benar. Pengemasan bertujuan untuk menjaga kebersihan produk, memperpanjang masa simpan, serta mempermudah dalam distribusi dan penjualan. Pengemasan juga dapat meningkatkan nilai jual dan daya tarik produk. Pengemasan dapat dilakukan dengan menggunakan kemasan plastik, kemasan kertas, kemasan kaleng, atau kemasan botol. Label Produk Label produk sangat penting dalam usaha pengolahan makanan. Label harus mencantumkan informasi yang jelas dan akurat tentang produk, seperti nama produk, bahan-bahan, tanggal kadaluarsa, dan informasi gizi. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kesehatannya. Penyimpanan Setelah produk makanan dikemas dan diberi label, tahap selanjutnya adalah penyimpanan. Produk makanan harus disimpan dalam kondisi yang aman dan sesuai dengan jenis produknya. Produk yang mudah rusak seperti daging dan sayuran harus disimpan di suhu yang rendah agar tidak cepat busuk. Produk makanan yang kering seperti mie dan biskuit harus disimpan dalam wadah yang kedap udara agar tidak cepat lembab. Pengiriman Setelah melalui tahap penyimpanan, produk makanan siap untuk dikirim ke konsumen. Pengiriman harus dilakukan dengan hati-hati agar produk makanan tetap dalam kondisi baik dan aman selama perjalanan. Pengiriman dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan yang bersih dan terawat serta memperhatikan suhu dan kelembapan selama perjalanan. Komersialisasi Tahap akhir dalam usaha pengolahan makanan adalah komersialisasi. Produk makanan yang telah melalui tahap pengemasan, label, penyimpanan, dan pengiriman siap untuk dipasarkan dan dijual ke konsumen. Komersialisasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, seperti melalui toko, pasar tradisional, atau online. Standar Kualitas Produk Ketika memproduksi produk makanan, sangat penting untuk memperhatikan standar kualitas produk. Standar kualitas produk makanan mencakup beberapa hal seperti keamanan pangan, kandungan gizi, dan nilai jual. Jika produk makanan tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukan, maka produk tersebut tidak layak untuk dijual ke pasaran. Keamanan Pangan Keamanan pangan adalah salah satu faktor terpenting dalam produksi produk makanan. Keamanan pangan meliputi beberapa hal seperti kebersihan bahan baku, sanitasi produksi, dan penggunaan bahan pengawet yang aman. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk makanan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan kesehatan konsumen. Kandungan Gizi Selain keamanan pangan, kandungan gizi produk makanan juga harus diperhatikan. Kandungan gizi yang baik dapat meningkatkan nilai jual produk makanan serta memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen. Beberapa kandungan gizi yang penting dalam produk makanan adalah protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Nilai Jual Produk Nilai jual produk makanan juga sangat penting dalam usaha pengolahan makanan. Nilai jual dapat ditingkatkan dengan cara memberikan keunikan pada produk, seperti rasa yang berbeda, tampilan yang menarik, atau kemasan yang unik. Produk makanan dengan nilai jual yang tinggi dapat menarik minat konsumen dan meningkatkan keuntungan bisnis. Peraturan Pemerintah Dalam usaha pengolahan makanan, sangat penting untuk memperhatikan peraturan pemerintah terkait produksi dan penjualan produk makanan. Peraturan pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen dari produk makanan yang tidak aman dan tidak sehat. Beberapa peraturan pemerintah yang harus diperhatikan dalam usaha pengolahan makanan adalah peraturan tentang bahan pengawet, label produk, dan standar kualitas produk. Pelatihan Karyawan Karyawan yang terlibat dalam usaha pengolahan makanan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memproduksi produk makanan yang aman dan berkualitas. Oleh karena itu, pelatihan karyawan dalam hal keamanan pangan, sanitasi produksi, dan teknik produksi sangat penting dalam usaha pengolahan makanan. Perbaikan Produk Setelah produk makanan dihasilkan dan dipasarkan, tidak menutup kemungkinan bahwa ada masalah atau kekurangan pada produk tersebut. Oleh karena itu, perbaikan produk sangat penting dalam usaha pengolahan makanan. Perbaikan produk dapat dilakukan dengan cara merevisi resep, mengganti bahan baku, atau meningkatkan teknik produksi. Penanganan Produk Kembali Jika terdapat produk makanan yang tidak memenuhi standar kualitas atau tidak aman untuk dikonsumsi, maka produk tersebut harus segera ditangani kembali. Penanganan produk kembali dapat dilakukan dengan cara mengambil kembali produk dari pasaran atau melakukan recall produk. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran produk makanan yang tidak aman dan membahayakan kesehatan konsumen. Kebersihan Lingkungan Selain kebersihan bahan baku dan sanitasi produksi, kebersihan lingkungan juga penting dalam usaha pengolahan makanan. Lingkungan produksi yang bersih dan sehat dapat meminimalkan risiko kontaminasi produk makanan oleh mikroorganisme atau benda asing lainnya. Pemakaian Alat Produksi Alat produksi yang digunakan dalam usaha pengolahan makanan harus bersih dan terawat dengan baik. Alat produksi yang kotor atau rusak dapat mengganggu kualitas produk makanan yang dihasilkan. Oleh karena itu, pemeliharaan dan perawatan alat produksi harus dilakukan secara rutin. Pemakaian Bahan Pengawet Bahan pengawet yang digunakan dalam produksi produk makanan harus aman dan sesuai dengan standar kualitas. Pemakaian bahan pengawet yang berlebihan atau tidak sesuai dengan standar kualitas dapat membahayakan kesehatan konsumen. Oleh karena itu, pemakaian bahan pengawet harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Pemakaian Bahan Tambahan Bahan tambahan yang digunakan dalam produksi produk makanan harus aman dan sesuai dengan standar kualitas. Pemakaian bahan tambahan yang tidak sesuai dengan standar kualitas dapat mengganggu kualitas produk makanan. Oleh karena itu, pemakaian bahan tambahan harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan tidak mengganggu kualitas produk makanan. Pengemasan yang Tepat Pengemasan yang tepat sangat penting dalam usaha pengolahan makanan. Pengemasan yang tidak tepat dapat mengganggu kualitas produk makanan dan membahayakan kesehatan konsumen. Oleh karena itu, pemilihan kemasan yang sesuai dengan jenis produk makanan harus diperhatikan dengan baik. Penyimpanan yang Benar Penyimpanan yang benar sangat penting dalam usaha pengolahan makanan. Penyimpanan yang tidak benar dapat mengganggu kualitas produk makanan dan membahayakan kesehatan konsumen. Oleh karena itu, penyimpanan produk makanan harus dilakukan dalam kondisi yang sesuai dengan jenis produknya. Kesimpulan Tahapan akhir dalam usaha pengolahan makanan sangat penting untuk memastikan produk makanan yang dihasilkan siap dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. Tahapan akhir meliputi pemeriksaan produk, pengemasan, label produk, penyimpanan, pengiriman, dan komersialisasi. Produk makanan yang dihasilkan harus memenuhi standar kualitas yang ditentukan oleh peraturan pemerintah. Oleh karena itu, keamanan pangan, kandungan gizi, dan nilai jual produk harus diperhatikan dengan baik. Selain itu, pemeliharaan dan perawatan alat produksi serta kebersihan lingkungan produksi juga sangat penting dalam usaha pengolahan makanan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin memulai usaha pengolahan makanan. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!
Tujuanhigiene personil dalam pengolahan makanan adalah untuk memberikan pengertian dasar kepada para pengelola makanan mengapa kebersihan di dalam penanganan dan pengolahan makanan sangat penting. Peralatan dalam usaha pengolahan makanan terbagi dalam empat bagian besar, yaitu peralatan pemanas, peralatan pengolahan, peralatan
Tahapan akhir dalam usaha pengolahan makanan adalah? persiapan bahan memanir memotong menyajikan memasak Jawaban yang benar adalah D. menyajikan. Dilansir dari Ensiklopedia, tahapan akhir dalam usaha pengolahan makanan adalah menyajikan. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. persiapan bahan adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. memanir adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban C. memotong adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban D. menyajikan adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban E. memasak adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah D. menyajikan. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.merupakanusaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha yang dilakukan oleh badan usaha maupun perseorangan. pada makanan. d) Tahapan dalam memasak harus sesuai. Peracikan bahan, persiapan bumbu, persiapan pengolahan dan prioritas dalam di ruang pengolahan makanan adalah meja kerja, lemari/tempat . POLTEKKES KEMENKESSetelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan, siswa dapat Peserta didik dapat menganalisis tahapan proses pengolahan makanan Pesertda didik mampu mengelola makanan awetan hewani B. Uraian Materi Ikan bandeng duri lunak yang sudah didinginkan di ruang pendingin akan dikemas menggunakan kemasan primer yang berasal dari plastik PVC yang dapat dilihat pada gambar 12. Kemasan Sekunder Bandeng Duri Lunak Bandeng duri lunak vacuum basah dibuat dengan cara bandeng duri lunak yang sudah dingin dimasukkan ke dalam plastik nylon kemudian dimicrowave selama Β± 2 menit lalu di masukkan alat vacuum sealer untuk di tutup. Ketahanan dari produk ikan bandeng ini adalah selama 7 hari. Bandeng duri lunak vakum basah. Bandeng Duri Lunak Vacuum Basah 19 Ikan bandeng vacuum kering dibuat dengan cara, pertama ikan bandeng ditata dulu di loyang sesuai dengan ukuran bandeng hingga penuh total 36 loyang. Bandeng dimasukkan ke dalam oven dan dioven sesuai ukuran masing β masing bandeng. Untuk bandeng kecil antara 60 β 70 menit, untuk bandeng sedang antara 75 β 90 menit, untuk bandeng besar antara 95 β 115 menit. Setelah matang, bandeng dikeluarkan dari oven dan masuk ke ruang packing untuk didinginkan sebentar sampai bandeng menjadi hangat. Kemudian ikan bandeng dimasukkan ke dalam kemasan plastik nylon dan di tutup dengan vacuum sealer. Produk ikan bandeng ini dapat bertahan terdiri dari pencucian, penggorengan cabai dan bawang merah, penggilingan ditambah terasi dan asam jawa, penyampuran gula jawa, gula pasir, dan garam, pendinginan, dan pengemasan Ada dua cara pengemasan ikan bandeng presto, yaitu pengemasan biasa dan pengemasan vakum. Sedangkan bandeng presto yang dikemas dengan cara vakum bisa disimpan selama 20 hari pada suhu ruang dan 27 hari pada suhu rendah. Daya tahan bandeng presto juga ditunjang oleh penggunaan bumbu dalam proses pengolahannya. Bahan Awetan bahan Baku Ikan Bandeng Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah ikan bandeng Chanos-chanos utuh segar, ukuran 5 ekor per kg sampai dengan 3 ekor per kg. Disarankan dalam pelatihan digunakan ikan bandeng ukuran 5 ekor per kg dan setiap kelompok peserta latihan 3-5 orang mengolah bandeng presto sebanyak dua kali masing-masing 3 kg ikan bandeng bahan baku. Selain itu ada Bahan Tambahan a Air bersih layak sebagai air minum, bGaram NaCl halus dengan mutu yang layak konsumsi digunakan dalam membuat larutan garam 3% untuk merendam ikan setelah disiangidibuang isi perut dan insang dan dicuci. Penggaraman 2 % dari berat ikan atau membuat larutan garam jenuh untuk merendam ikan pada pengolahan bandeng presto asin. Larutan garam yang diperlukan untuk perendaman awal dan perendaman akhir 6 kg ikan pada proses bandeng presto asin adalah 10 liter. Prosedur Pengolahan1. Persiapan a. Penyiapan ikan bahan baku Ikan bandeng bahan baku dipilihi yang utuh dan masih segar dari ukuran 5 ekor per kg. Dibuang insang dan isi perutnya melalui rongga insang. Dijaga jangan sampai usus/perut dan empedu pecah. Beberapa praktisi pengolah tidak membuang insang untuk menjaga kekuatan struktur kepala agar penampakan produk akhir lebih sempurna seperti ikan utuh. b. Pembuatan larutan garam Larutan garam 3 % untuk perendaman awal setelah pencucian. 10 liter larutan untuk merendam 6 kg ikan 30 ekor Larutan garam jenuh 3 kg garam dalam 10 liter air lk. 10 liter, untuk merendam 6 kg ikan pada proses pembuatan bandeng presto asin atau lk. 120 g garam halus untuk menggaraminya. c. Pembuatan bumbu Bumbu untuk perendaman dengan jumlah sebanding dengan jumlah/berat ikan bandeng yang akan direndam. Bahan-bahan yang perlu dikupas, dikupas terlebih dahulu sebelum digunakan, kemudian diblender dengan ditambah air secukupnya sehingga berupa larutan kental yang siap digunakan. Bumbu untuk sambal juga disesuaikan jumlahnya. Pada saat pembelenderan ditambahkan air masak seperlunya untuk mempercepat proses penghalusan. Setelah itu disangrai sampai cukup masak. d. Pembersihan dan pelayuan daun pisang Daun pisang segar dilayukan semalam agar mudah dibentuk dan tidak mudah robek pada saat digunakan. 2. Pencucian a. Ikan yang sudah dibuang insang dan isi perutnya dicuci bersih dengan air dingin. b. Beberapa pengolah melanjutkan pencucian ini dengan perendaman yaitu merendam ikan dalam larutan garam 3% selama 15-20 menit, kemudian ditiriskan agar struktur tubuh/daging ikan lebih kompak. Selama perendaman sebaiknya suhu larutan yang digunakan sudah cukup dingin dengan memberinya es. 3. Perendaman atau penggaraman Untuk menghasilkan produk bandeng presto bumbu, ikan bandeng yang telah bersih direndam dalam adonan bumbu selama lk. 15 β 30 menit, dimana sebagian adonan bumbu dimasukkan mengisi rongga perut ikan yang telah kosong. Untuk menghasilkan produk bandeng presto asin, ikan bandeng yang telah bersih direndam dalam larutan garam jenuh selama 2 jam atau ditaburi garam halus sebanyak 2% dari berat ikan sebelum pembungkusan dengan daun pisang. 4. Penyusunan didalam panci presto Sebelum diisi ikan, panci presto terlebih dahulu diisi air lk. separo dari antara batas sarangan panci dengan alasnya, dengan pertimbangan akan diperoleh tambahan air yang berasal dari ikan selama proses pengukusan. Ikan bandeng yang sudah diberi bumbu dan digarami dibungkus dengan daun pisang satu per satu, kemudian langsung diatur didalam presto. c. Untuk ikan bandeng ukuran 5 ekor per kg didalam presto ukuran 6 liter dapat disusun 3 kg ikan sebanyak 3 lapis dimana setiap lapisnya terdiri dari 5 ekor ikan bandeng yang masing-masing telah dibungkus daun pisang 5. Pemasakan pengukusan dengan panci presto Panci presto yang sudah diisi air dan ikan bandeng ditutup dengan benar dengan tanda antara lain posisi gagang tutup berhimpit pas dengan posisi gagang panci dan selanjutnya dipanaskan diatas kompor. Ketika uap telah keluar dari pipa ventilasi dengan teratur berarti air sudah mendidih dan udara didalam panci sudah terbuang semuanya keluar, letakkan regulator pengatur tekanan . Setelah tekanan uap cukup, pengukur tekanan mendorong naik alat pengunci interlock dan mengunci posisi gagang panic secara otomatis. Pada saat inilah hitungan waktu pemasakan dimulai dan intensitas nyala api kompor dapat dikecilkan seperlunya. Pemasakan dilakukan selama 60 β 75 menit, tergantung tingkat kelunakan tulang/duri yang diinginkan dan ukuran ikan. Untuk ikan ukuran 5 ekor per kg pemasakan selama 60 menit. Setelah waktu pemasakan cukup api kompor dimatikan, dan panci presto berisi ikan bandeng yang sudah masak dibiarkan dingin. Tutup panci baru boleh dibuka setelah pengunci interlock turun membuka dengan sendirinya. Bandeng yang ada didalamnya tidak boleh diangkat sebelum cukup dingin dimana kondisinya sudah kompak. Apabila diangkat atau dikemas dalam keadaan panas akan mudah rusak, karena kondisinya masih rapuh 6. Pengemasan, distribusi dan penyimpanan. Setelah ikan bandeng cukup dingin,diangkat dan dibuka daun pembungkusnya, untuk selanjutnya dikemas secara individual dalam kemasan plastik biasa atau kemasan plastik vakum. Untuk distribusi ke konsumen biasanya setiap kemasan bandeng disertai sambal di kemasan terpisah dan dijadikan satu dalam kemasan luar dari bahan karton berlabel produsennya. Hasil pengamatan yang pernah dilakukan bandeng presto dalam kemasan plastik vakum yang disimpan pada suhu kamar masih layak dikonsumsi dalam 3 hari sejak pembuatannya, sedangkan jika disimpan pada suhu chilling/refrigerator setelah disimpan 15 hari masih layak dikonsumsi. C. Rangkuman Prosedur Pengolahan bahan makanan awetan hewani yaitu bandeng presto Persiapan Penyiapan ikan bahan baku, Pembuatan larutan garam, pembuatan bumbu dan pembersihan dan pelayuan daun pisang Pencucian ikan yang sudah dibuang insang dan isi perutnya dicuci bersih dengan air dingin. Perendaman atau penggaraman Penyusunan didalam panci presto Pemasakan pengukusan dengan panci presto Pengemasan, distribusi dan penyimpanan. D. Penugasan Mandiri optional Pilihlah salah satu makanan awetan dri hewani yang paling menrik untuk jadikan pilhan salam usaha. Berikan Alasan dari penjelasan untuk pilihan produk kalian, sejauh mana peluang usahawan bisnisnya menurut kalian. Presentasikan kepada keluarga, atau teman sejawat kalian. E. Latihan Soal Yuk kalian menjawab pertanyaan berikut dengan jujur Jelaskan teknik tahapan pengolahan makanan awetan bandeng presto ! Uraikan tahapan pengemasan bandeng presto ! PEMBAHASAN LATIHAN SOAL 3 Teknik tahapan pengolahan bahan makanan awetan hewani yaitu bandeng presto Persiapan Penyiapan ikan bahan baku, Pembuatan larutan garam, pembuatan bumbu dan pembersihan dan pelayuan daun pisang Pencucian ikan yang sudah dibuang insang dan isi perutnya dicuci bersih dengan air dingin. Perendaman atau penggaraman Penyusunan didalam panci presto Pemasakan pengukusan dengan panci presto Pengemasan, distribusi dan penyimpanan. Persiapan Ikan bandeng bahan baku dipilihi yang utuh dan masih segar dari ukuran 5 ekor per kg. lalu dibuang insang dan isi perutnya melalui rongga insang. Dijaga jangan sampai usus/perut dan empedu pecah. Beberapa praktisi pengolah tidak membuang insang untuk menjaga kekuatan struktur kepala agar penampakan produk akhir lebih sempurna seperti ikan utuh Pembuatan larutan garam, larutan garam 3 % untuk perendaman awal setelah pencucian. 10 liter larutan untuk merendam 6 kg ikan 30 ekor lalu Larutan garam jenuh 3 kg garam dalam 10 liter air lk. 10 liter, untuk merendam 6 kg ikan pada proses pembuatan bandeng presto asin atau lk. 120 g garam halus untuk menggaraminya. Pembuatan bumbu, bumbu untuk perendaman dengan jumlah sebanding dengan jumlah/berat ikan bandeng yang akan direndam. Bahan-bahan yang perlu dikupas, dikupas terlebih dahulu sebelum digunakan, kemudian diblender dengan ditambah air secukupnya sehingga berupa larutan kental yang siap digunakan. Bumbu untuk sambal juga disesuaikan jumlahnya. Pada saat pembelenderan ditambahkan air masak seperlunya untuk mempercepat proses penghalusan. Setelah itu disangrai sampai cukup masak. Pembersihan dan pelayuan daun pisang Daun pisang segar dilayukan semalam agar mudah dibentuk dan tidak mudah robek pada saat digunakan. Pengemasan, distribusi dan penyimpanan. Setelah ikan bandeng cukup dingin,diangkat dan dibuka daun pembungkusnya, untuk selanjutnya dikemas secara individual dalam kemasan plastik biasa atau kemasan plastik vakum. Untuk distribusi ke konsumen biasanya setiap kemasan bandeng disertai sambal di kemasan terpisah dan dijadikan satu dalam kemasan luar dari bahan karton berlabel produsennya. Hasil pengamatan yang pernah dilakukan bandeng presto dalam kemasan plastik vakum yang disimpan pada suhu kamar masih layak dikonsumsi dalam 3 hari sejak pembuatannya, sedangkan jika disimpan pada suhu chilling/refrigerator setelah disimpan 15 hari masih layak dikonsumsi. F. Penilaian Diri Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar perencanaan usaha pengolahan makanan awetan bahan baku hewani, berikut diberikan Tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan matero pada pembelajaran 3 ini di table berikut Jika menjawab β TIDAKβ pada salah satu pertanyaan di atas, maka pejarilah kembali materi tersebut dalam Modul ini dan pelajati ulang kegiatan belajar perencanaan usaha pengelolaan makanan awetan dari bahan hewani yang sekiramya perlu kalian ulang dengan bimbingan guru atau orang tua dan teman sejawat. Jangan putus asa untuk mengulang lagi ! . Dan apabila kalian menjawab βYA β pada semua pertanyaan maka lanjutkan berikut.
Dalamproses pengolahan dan pembuatan makanan tahapan ada tahapan pengemasan, di mana tahap pengemasan adalah tahapan akhir dari proses pembuatan produk olahan pangan. Tahapan pengemasan memiliki peran yang penting saat ini, apalagi di era digital seperti sekarang suatu olahan pangan harus memiliki kemasan yang menarik tetapi juga